Selasa, 05 Mei 2009

owh....

Hari ini hujan turun. Langit menghamburkan air seperti tak sanggup lagi menanggung kepengapan. Air berjatuhan sangat rapat sehingga tidak menyisakan ruang di antara tetes demi tetesnya. Rambutku basah kuyup,demikian juga dengan bajuku. Ketika aku berlari menyelamatkan diri dari hujan badai yang mengamuk, tiba-tiba aku teringat pada dirimu. Sama seperti bumi yang tergenang air, demikian juga mataku basah oleh air mata. Aku sangat merindukanmu, sayang.

Upz

Ada kupu-kupu Baru keluar dari kepompongya. Pertama kali kulihat ketika tanpa sengaja aku berqada di kebun belakang, menyapu tumpukan daun kering yang jatuh dari ranting pohon. Sayapnya masih basah dan dia tampak kesulitan mengeluarkan dirinya dari kepompong. Kepompong itu sudah kering, mengerut dan berwarna coklat tanah. Kupu-kupu itu tidak akan muat lagi berada di dalam kepompongnya jika dia bertahan berada di sana. Dia perlu berkembang dan terbang. Kulihat dia mengeringkan sayapnya dibawah terang matahari lalu tiba-tiba melompat terbang. Lihat,dia terbang tinggi! Luar biasa, aku terpesona. Ah, aku ingin sekali menjadi kupu-kupu itu. Keluar dari kepompongku karena hati yang kumiliki semakin membesar. Kepompongku tidak akan muat menampung perkembanganku. Aku ingin mencoba sayapku untuk terbang, dan kemudian menjelajahi aneka tanaman di bawah sinar matahari. Aku ingin mengunjungimu,terbang bersamamu,menikmati madu manis bunga. Aku ingin sekali, sayangku.

kasih

Aku punya segenggam bintang yang baru saja kurampas dari langit. Ingin kuberikan padamu, tapi aku tidak tau caranya. Bintang di tanganku berkedip-kedip demikian terang, sampai aku takut orang lain dapat melihatnya. Jika ada yang melihat akulah yang merampas bintang, mereka akan menghukumku. Aku takut membayangkan apa yang akan mereka lakukan. Kini kusembunyikan bintang-bintang itu didalam kotak Pandora-ku. Akan kuberikan kuncinya padamu agar hanya kau seorang yang dapat membukanya.